Taman di tengah gurun
Mendengar kata "Gurun" pastilah yang terbayang adalah panas...panas...panas...dan gersang...
Yaa...memang begitulah adanya....panas dan gersang...
Tapi di Qatar walaupun berada di daerah gurun tapi bukan berarti tak ada tanaman lho....
Bahkan ada sebuah perkebunan yang dikelola dengan baik dan tanamannya tumbuh subur....walau di tengah gurun.... "Sulaiteen Farm" namanya.
Suburnya Tanaman Paprika
Kombinasi
libur panjang dan tidak bisa pergi keluar Qatar akhirnya memaksa kami
untuk menikmati dan menghabiskan liburan di Qatar yang total jendral
jumlah hari liburnya 9 hari, sungguh jumlah hari yg ditunggu2 saat hidup
di djakarta dulu. Untungnya di Qatar jika ada liburan panjang seperti
libur Idul Adha 1435H ini banyak acara yang secara musiman
diadakan, kenapa musiman? karena memang acara-acara hiburan seperti ini
hanya diadakan pada momen2 tertentu, tidak setiap saat ada.
Setelah
beberapa kali mengunjungi acara yang sama seperti tahun lalu, akhirnya
kami memerlukan sesuatu yang beda, yang tidak seperti acara musiman
biasanya. Kebetulan dimilis orang Indonesia di Qatar ini ada yang
menawarkan untuk pergi secara rombongan ke suatu tempat pertanian
hidroponik. Mungkin kalau di Indonesia acara ini tidak begitu menarik,
akan tetapi pertanian dalam hal ini sayur mayur dan bunga berada di
tengah gurun itu sesuatu bingiittss kata anak jaman sekarang....... :)
Akhirnya
waktu yang ditentukan pun tiba. Dari 20 keluarga yang konfirmasi datang
akhirnya hanya sekitar 12an mobil atau keluarga yang bisa hadir. Kami
janjian di lapangan parkir IKEA yang letaknya sekitar 10 menit dari
lokasi tujuan. Rata-rata keluarga Indonesia yang kali ini ikut baru
saling kenal karena tidak semua orang Indonesia bekerja di tempat yang
sama. Atau tinggal di daerah yang sama.Paling jauh yang saya tahu
berasal dari Mesaieed yang letaknya sekitar 40km selatan Doha. Lokasi
farm (tempat pertanian) ini sendiri kalau diukur memakai google earth
sekitar 35km ke arah utara Doha. Akan tetapi 35km atau 75km disini tidak
menjadi masalah karena 35km tersebut bisa ditempuh hanya dalam waktu
25menit saja, insyaaAllah dengan kepastian, tidak seperti di Djakarta
kalo urusan traffic tidak ada yang bisa memastikkan....... :)
Peta Lokasi
Rombongan
pun akhirnya tiba di gerbang Sulaiteen Farm ini, terlihat sepanjang
pagar depan tanaman hijau berbaris berdiri tegak membuat batas kontras
dengan kondisi diluar farm. Karena rombongan berkunjung bukan di hari
wiken maka diperlukan approval untuk bisa berkunjung dan melihat-lihat
suasana di dalam farm. Dan approval pun sudah didapat beberapa hari
sebelumnya oleh salah seorang teman,cuma sayangnya teman tsb berhalangan
hadir karena qadarullah putranya mendapatkan musibah, semoga lekas
sembuh.
Setelah urusan administrasi selesai rombongan
diperbolehkan masuk ke lokasi farm ditemani salah seorang pegawai.
Rata-rata tanaman sayuran dan bunga ditanam berada dalam rumah kaca,
sebenarnya bukan kaca akan tetapi plastik yang berukuran cukup besar
dengan beberapa kipas exhaust ukuran besar berada disalah satu dinding
ruangan. Kipas inilah yang mengendalikan suhu didalam ruangan menjadi
sejuk dan pas sesuai kelayakan hidup tanaman di dalamnya. Menurut petugas
suhu ruang untuk sayuran adalah 25-28 derajat celcius. Padahal suhu
diluar ruang pada bulan Oktober menjelang musim dingin inipun masih
nangkring diatas 40 derajat celcius kalau siang hari....... :)
Rumah Plastik
Pertama
kami memasuki rumah plastik dengan ukuran cukup besar berisi tanaman
paprika. Begitu memasuki rumah plastik suhu ruangannya sejuk karena
dinding sebelah kiri rumah plastik berjejer kipas exhaust ukuran besar
berputar membuang udara dari dalam ruangan keluar, sementara itu dinding
rumah sebelah kanan ada ornamen meliuk seperti bagian dalam radiator
yang kalau kita perhatikan dari dekat dialiri air. Ini dia yang bikin
sejuk, udara di dalam ruangan disedot kipas besar dibuang keluar
kemudian diganti udara dari luar yang melewati dinding seperti bagian
dalam radiator yang dialiri air ini. Terbukti saat kipas dimatikan 10
menit saja kita yang ada didalam ruangan langsung keringatan...... :)
Tembok kawat yang dialiri air dan diberi hembusan kipas angin untuk mengontrol suhu
Tanaman
ditanam dalam pot terbuat dari stereoform dengan tanah artifisial,
dilewati selang air yang secara berkala akan menyirami setiap pot
tanaman. Air yang lewat atau jatuh dari pot ditampung semacam paralon
yang kemudian akan diputar balik untuk menyiram, jadi tidak ada air yang
terbuang. Pada umumnya setiap tanaman akan diikat dengan seutas tali
dari atas untuk menopang beban tanaman itu sendiri karena saat semakin
tinggi dan berbuah lebat batang tanaman tidak akan kuat dan rubuh.
Paprika di dalam pot stereoform
Bahkan
bunga-bunga dari negri Belanda pun bisa hidup subur didalam ruangan
ini. Pengunjung diperbolehkan membeli bunga dalam pot yang dibandrol 1QR
(IDR3100) untuk setiap pot bunga kecil.
2 sejoli di taman bunga (halah...)
Bibit bunga dari Belanda
Selain sayuran paprika, ketimun
dan bunga mereka juga mengembangkan tanaman diluar rumah plastik yaitu
tanaman jagung. Kata petugas yang mengantar kami mereka akan memanen
beraneka macam buah dan sayuran dalam 3 minggu kedepan.
Kebun Jagung
Hasil pertanian yang dihasilkan di Sulaiteen Farm ini nantinya akan dijual ke grocery....
Bayangkan saja...untuk tanaman ketimun ini mereka bisa memanennya setiap hari selama pohon ketimun itu bisa berbuah (3 bulan)...
Panen Ketimun
Bagaimana
Indonesia? Kita hampir mempunyai segalanya dari sumber daya alam, sumber
daya manusia,teknologi dan lain-lain. Kita tidak memerlukan bantuan
teknologi dan energy (baca.Kipas dan dinding radiator yang dialiri air)
hanya untuk membuat udara sejuk yang dibutuhkan tanaman. Kita tidak
membutuhkan tanah artificial untuk menumbuhkan tanam-tanaman. Yang
dibutuhkan adalah kemauan bekerja sama antara petani dan regulator agar
bangga dengan produksi dalam negri dan produksi dalam negri menjadi tuan
di negri sendiri (baca. Tidak perlu lagi apa-apa import).
Narasi dari FB note ayah Joko Kristanto
No comments:
Post a Comment