Tuesday, October 28, 2014

Sulaiteen Farm - Bertani di tengah gurun........

  
Taman di tengah gurun

Mendengar kata "Gurun" pastilah yang terbayang adalah panas...panas...panas...dan gersang...
Yaa...memang begitulah adanya....panas dan gersang...
Tapi di Qatar walaupun berada di daerah gurun tapi bukan berarti tak ada tanaman lho....
Bahkan ada sebuah perkebunan yang dikelola dengan baik dan tanamannya tumbuh subur....walau di tengah gurun.... "Sulaiteen Farm" namanya.

Suburnya Tanaman Paprika

Kombinasi libur panjang dan tidak bisa pergi keluar Qatar akhirnya memaksa kami untuk menikmati dan menghabiskan liburan di Qatar yang total jendral jumlah hari liburnya 9 hari, sungguh jumlah hari yg ditunggu2 saat hidup di djakarta dulu. Untungnya di Qatar jika ada liburan panjang seperti libur Idul Adha 1435H ini banyak acara yang secara musiman diadakan, kenapa musiman? karena memang acara-acara hiburan seperti ini hanya diadakan pada momen2 tertentu, tidak setiap saat ada.

Setelah beberapa kali mengunjungi acara yang sama seperti tahun lalu, akhirnya kami memerlukan sesuatu yang beda, yang tidak seperti acara musiman biasanya. Kebetulan dimilis orang Indonesia di Qatar ini ada yang menawarkan untuk pergi secara rombongan ke suatu tempat pertanian hidroponik. Mungkin kalau di Indonesia acara ini tidak begitu menarik, akan tetapi pertanian dalam hal ini sayur mayur dan bunga berada di tengah gurun itu sesuatu bingiittss kata anak jaman sekarang....... :)

Akhirnya waktu yang ditentukan pun tiba. Dari 20 keluarga yang konfirmasi datang akhirnya hanya sekitar 12an mobil atau keluarga yang bisa hadir. Kami janjian di lapangan parkir IKEA yang letaknya sekitar 10 menit dari lokasi tujuan. Rata-rata keluarga Indonesia yang kali ini ikut baru saling kenal karena tidak semua orang Indonesia bekerja di tempat yang sama. Atau tinggal di daerah yang sama.Paling jauh yang saya tahu berasal dari Mesaieed yang letaknya sekitar 40km selatan Doha. Lokasi farm (tempat pertanian) ini sendiri kalau diukur memakai google earth sekitar 35km ke arah utara Doha. Akan tetapi 35km atau 75km disini tidak menjadi masalah karena 35km tersebut bisa ditempuh hanya dalam waktu 25menit saja, insyaaAllah dengan kepastian, tidak seperti di Djakarta kalo urusan traffic tidak ada yang bisa memastikkan....... :)

Peta Lokasi

Rombongan pun akhirnya tiba di gerbang Sulaiteen Farm ini, terlihat sepanjang pagar depan tanaman hijau berbaris berdiri tegak membuat batas kontras dengan kondisi diluar farm. Karena rombongan berkunjung bukan di hari wiken maka diperlukan approval untuk bisa berkunjung dan melihat-lihat suasana di dalam farm. Dan approval pun sudah didapat beberapa hari sebelumnya oleh salah seorang teman,cuma sayangnya teman tsb berhalangan hadir karena qadarullah putranya mendapatkan musibah, semoga lekas sembuh.

Setelah urusan administrasi selesai rombongan diperbolehkan masuk ke lokasi farm ditemani salah seorang pegawai. Rata-rata tanaman sayuran dan bunga ditanam berada dalam rumah kaca, sebenarnya bukan kaca akan tetapi plastik yang berukuran cukup besar dengan beberapa kipas exhaust ukuran besar berada disalah satu dinding ruangan. Kipas inilah yang mengendalikan suhu didalam ruangan menjadi sejuk dan pas sesuai kelayakan hidup tanaman di dalamnya. Menurut petugas suhu ruang untuk sayuran adalah 25-28 derajat celcius. Padahal suhu diluar ruang pada bulan Oktober menjelang musim dingin inipun masih nangkring diatas 40 derajat celcius kalau siang hari....... :)

Rumah Plastik

Pertama kami memasuki rumah plastik dengan ukuran cukup besar berisi tanaman paprika. Begitu memasuki rumah plastik suhu ruangannya sejuk karena dinding sebelah kiri rumah plastik berjejer kipas exhaust ukuran besar berputar membuang udara dari dalam ruangan keluar, sementara itu dinding rumah sebelah kanan ada ornamen meliuk seperti bagian dalam radiator yang kalau kita perhatikan dari dekat dialiri air. Ini dia yang bikin sejuk, udara di dalam ruangan disedot kipas besar dibuang keluar kemudian diganti udara dari luar yang melewati dinding seperti bagian dalam radiator yang dialiri air ini. Terbukti saat kipas dimatikan 10 menit saja kita yang ada didalam ruangan langsung keringatan...... :)

Tembok kawat yang dialiri air dan diberi hembusan kipas angin untuk mengontrol suhu

Tanaman ditanam dalam pot terbuat dari stereoform dengan tanah artifisial, dilewati selang air yang secara berkala akan menyirami setiap pot tanaman. Air yang lewat atau jatuh dari pot ditampung semacam paralon yang kemudian akan diputar balik untuk menyiram, jadi tidak ada air yang terbuang. Pada umumnya setiap tanaman akan diikat dengan seutas tali dari atas untuk menopang beban tanaman itu sendiri karena saat semakin tinggi dan berbuah lebat batang tanaman tidak akan kuat dan rubuh.

Paprika di dalam pot stereoform

Bahkan bunga-bunga dari negri Belanda pun bisa hidup subur didalam ruangan ini. Pengunjung diperbolehkan membeli bunga dalam pot yang dibandrol 1QR (IDR3100) untuk setiap pot bunga kecil. 

 2 sejoli di taman bunga (halah...)


 Bibit bunga dari Belanda

Selain sayuran paprika, ketimun dan bunga mereka juga mengembangkan tanaman diluar rumah plastik yaitu tanaman jagung. Kata petugas yang mengantar kami mereka akan memanen beraneka macam buah dan sayuran dalam 3 minggu kedepan.

 Kebun Jagung

Hasil pertanian yang dihasilkan di Sulaiteen Farm ini nantinya akan dijual ke grocery....
Bayangkan saja...untuk tanaman ketimun ini mereka bisa memanennya setiap hari selama pohon ketimun itu bisa berbuah (3 bulan)...

Panen Ketimun

Bagaimana Indonesia? Kita hampir mempunyai segalanya dari sumber daya alam, sumber daya manusia,teknologi dan lain-lain. Kita tidak memerlukan bantuan teknologi dan energy (baca.Kipas dan dinding radiator yang dialiri air) hanya untuk membuat udara sejuk yang dibutuhkan tanaman. Kita tidak membutuhkan tanah artificial untuk menumbuhkan tanam-tanaman. Yang dibutuhkan adalah kemauan bekerja sama antara petani dan regulator agar bangga dengan produksi dalam negri dan produksi dalam negri menjadi tuan di negri sendiri (baca. Tidak perlu lagi apa-apa import).

Narasi dari FB note ayah Joko Kristanto




No comments:

Post a Comment